bukamata.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyatakan dampak kekeringan akibat kemarau paling parah terdapat di Kabupaten Bogor. Di mana kekeringan yang membuat krisis air bersih dirasakan di 155 desa.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar, Hadi Rahmat mengatakan, bukan hanya Kabupaten Bogor yang paling terdampak kekeringan. Krisis air bersih cukup parah pun dirasakan di Bekasi, Garut dan Cianjur.
“Di Kabupaten Bekasi juga ada 25 Desa, Kabupaten Cianjur dan Garut 23 desa yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau tahun ini,” kata Hadi, Selasa (26/9/2023).
Menurut Hadi, kekeringan yang mengakibatkan krisis air ini hampir merata di seluruh Jabar. Dari 18 daerah, kini kekerangan telah dirasakan 21 kabupaten/kota.
Data kekeringan di kabupaten/kota itu dihimpun hingga 24 September 2024. Krisis air bersih dari 21 kabupaten/kota tersebar di 155 kecamatan dan 393 desa.
“Salah satu upaya yang dilakukan adalah penyaluran bersih itu tetap kita lakukan dengan menggunakan tanki-tanki air. Kita juga telah melibatkan semua stakeholder terkait (untuk ikut memberikan bantuan),” ujar Hadi.
Hadi menyebut, BPBD sudah mendistribusikan 7.379.980 liter air kepada masyarakat terdampak. Mengingat belum ada tanda-tanda perubahan cuaca, distribusi air pun terus dilakukan BPBD.
Selain itu, pihaknya juga akan terus melakukan penanganan kekeringan dari musim kemarau saat ini. Paling utama yang bakal dilakukan yaitu terus menyediakan air bersih untuk wilayah terdampak.
“Pemerintah akan terus berupaya agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” tutur Hadi.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini