bukamata.id – Kasus keracunan makanan yang menimpa siswa SMP Negeri 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), kembali mencuat.
Hingga pukul 18.00 WIB, sebanyak 115 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (14/10/2025).
Dari total korban, 11 siswa mendapatkan perawatan di posko sekolah, 56 siswa dirujuk ke Puskesmas Cisarua, RSUD Lembang, dan RS Cibabat, sementara 48 siswa lainnya telah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan medis.
Pantauan di lokasi menunjukkan, penanganan darurat dilakukan di tiga posko kesehatan yang disiapkan pihak sekolah. Sejumlah siswa terlihat mendapatkan infus dan penanganan medis ringan di tempat.
Namun, beberapa siswa yang sempat pulang kembali ke posko dengan keluhan mual, pusing, dan muntah, sehingga harus dibawa lagi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan lanjutan.
Koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Fasilitas Medis
Plt Camat Cisarua, Herman, menyebut pihaknya segera berkoordinasi dengan sekolah, fasilitas kesehatan, dan dapur penyedia makanan MBG untuk menelusuri penyebab kasus keracunan ini.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan dapur penyedia makanan. Penelusuran dilakukan untuk memastikan apakah kasus serupa terjadi di sekolah lain. Namun, sampai sore ini belum ada laporan tambahan,” ujar Herman, Selasa (14/10/2025).
Diketahui, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didistribusikan dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kampung Panyandaan, Desa Jambudipa, menyasar sembilan sekolah di wilayah Cisarua. Namun, sejauh ini hanya SMPN 1 Cisarua yang melaporkan kasus keracunan.
Herman menambahkan, dapur SPPG tersebut telah beroperasi lebih dari satu bulan tanpa keluhan sebelumnya, meski belum memiliki sertifikasi kesehatan resmi.
“Untuk pemeriksaan dapur akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Kami memastikan koordinasi dan pemantauan terus berjalan di lapangan,” tegasnya.
Kronologi Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis
Kepala SMP Negeri 1 Cisarua, Agus Solihin, menjelaskan kronologi kejadian. Sekolahnya menerima 1.300 paket MBG, dan sekitar 1.255 paket telah dibagikan serta dikonsumsi oleh siswa.
Paket makanan tiba di sekolah sekitar pukul 09.00 WIB dan mulai dibagikan pada pukul 09.30 WIB. Menu MBG kali ini terdiri dari nasi, ayam kecap, sayur, dan potongan buah melon.
“Dibagikan jam 9.30 pagi, anak-anak makan sekitar jam 9 sampai 10, awalnya tidak ada gejala apa pun,” kata Agus.
Gejala keracunan mulai muncul sekitar pukul 11.00 WIB, ditandai dengan keluhan pusing, mual, dan muntah-muntah dari sejumlah siswa.
“Sekitar jam 11 mulai ada yang pusing dan mual. Kami pisahkan yang gejalanya ringan dan berat, lalu segera ditangani,” ungkapnya.
Investigasi Penyebab Keracunan Masih Berlanjut
Hingga kini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat bersama BPOM tengah menyelidiki penyebab pasti kasus keracunan massal tersebut.
Sampel makanan dan minuman dari dapur SPPG Panyandaan telah diambil untuk diuji laboratorium.
Pemerintah daerah memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan tetap dievaluasi agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah lain.
Baca Berita bukamata.id lainnya di Google News










