bukamata.id – Luas panen dan produksi padi di Kabupaten Bandung terus mengalami penurunan. Kondisi ini diperparah dengan potensi dampak El Nino.
Bupati Bandung Dadang Supriatna tidak memungkiri adanya dampak dari fenomena El Nino yang mengancam terhadap lahan-lahan pertanian di Kabupaten Bandung.
Karena itu, pihaknya bergerak cepat untuk mengurangi dampak El Nino itu, termasuk potensi kebakaran dan bencana alam lain akibat kekeringan.
Dadang mengatakan begitu penting untuk menjaga ketahanan pangan. Dia pun memerintahkan Dinas Pertaninan (Distan) untuk mengambil langkah-langkah strategis.
“Masalah kerawanan pangan dan potensi gagal panen di sektor pertanian juga perlu kita perhatikan,” ujar Dadang, disadur dari keterangan tertulis Kamis, 7 September 2023.
Selain kepada Distan Kabupaten Bandung, Dadang juga mengintruksikan kepada bawahannya untuk menyediakan layanan air bersih.
Selain itu, menyediakan bantuan saluran pompa air untuk mengairi lahan-lahan yang rawang serta untuk permukiman.
Sementara Kepala Distan Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah mengatakan dampak El Nino secara umum membuat curah hujan di wilayah Indonesia berkurang.
Hal itu meningkatkan risiko kekeringan, terganggunya stok air bersih, layanan irigasi pertaninan, hingga ancaman gagal panen.
Berdasarkan laporan BPS 2022, jumlah lahan rawah mencapai 23,712 hektare dari total penggunaan lahan sawah di Kabupaten Bandung.
“Setelah dihitung, potensi dampak El Nino pada lahan pertanian di Kabupaten Bandung sendiri diperkirakan mencapai 2.162 hektare,” katanya.
“Kami juga telah mengambil berbagai langkah strategis, seperti optimalisasi alat dan mesin pertanian, percepatan tanam padi,” katanya.
“Pengembangan budidaya padi organik, gerakan tanam padi dan jagung, serta pengajuan bantuan alat pertanian ke Kementerian Pertanian,”ujar dia.
Di satu sisi, selama lima tahun terakhir, luas panen padi dan produksi padi di Kabupaten Bandung terus mengalami penurunan berkisar 0,5 hingga 5,8 persen.