bukamata.id – Ranking liga-liga Asia berdasarkan AFC menunjukkan perubahan menarik setelah laga Tainan City vs Dewa United berakhir 0-4 pada Rabu (29/10/2025). Indonesia turun satu peringkat dan disalip oleh Liga Kamboja, meski performa Dewa United cukup impresif. Pertanyaannya, mengapa Liga Super Indonesia tetap mendapatkan slot 1 wakil ACL 2 dan 1 wakil AFC Challenge League (ACGL)?
Sebelum musim kompetisi Asia 2025/26 bergulir — yang mencakup ACL, ACL 2, dan ACGL — Liga Indonesia menempati peringkat 11 Asia Timur (East Region) atau urutan 28 jika dihitung untuk seluruh AFC, dengan poin 14.816. Posisi ini berada di bawah liga-liga seperti Filipina (10 East Region), Singapura (9), Hong Kong (8), Vietnam (7), hingga Malaysia (6). Semakin tinggi ranking sebuah liga, semakin besar peluang wakilnya tampil di kompetisi ACL, level tertinggi sepak bola Asia.
Awal musim AFC bagi wakil Liga Super Indonesia cukup menggembirakan. Persib, yang berlaga di ACL 2, meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang dari tiga pertandingan, sehingga tidak hanya memuncaki klasemen grup mereka, tapi juga membantu menaikkan ranking Liga Indonesia ke posisi 10 East Region.
Sementara itu, Dewa United juga menunjukkan performa menawan di ACGL. Laga pertama menghadapi Phnom Penh Crown (Kamboja) berakhir imbang 1-1 di Indomilk Arena, Tangerang. Selanjutnya, Dewa United menghancurkan Tainan City dengan skor 0-4.
Namun, meski performa Dewa United impresif, posisi Liga Super justru kembali turun ke peringkat 11 East Region, kalah dari Liga Kamboja. Hal ini disebabkan aturan perhitungan peringkat AFC yang mengutamakan prestasi semua wakil liga di kompetisi Asia. Semakin banyak kemenangan tim-tim peserta AFC, semakin signifikan pengaruhnya terhadap poin liga.
Liga Kamboja memiliki dua wakil di AFC, yaitu Phnom Penh Crown (satu grup dengan Dewa United) dan PKR Svay Rieng (Grup D bersama Manila Digger, Ezra, dan SP Falcons). Saat Persib meraih kemenangan di ACL 2, wakil Kamboja belum tampil, sehingga poin Super League melonjak sementara Kamboja stagnan.
Ketika ACGL dimulai, wakil Kamboja tampil gemilang: Phnom Penh meraih satu kemenangan dan satu imbang, sedangkan Svay Rieng menang dua kali. Total poin tambahan sekitar 4.100 membuat Liga Kamboja mengumpulkan 21.850 poin, mengungguli Liga Indonesia yang memiliki 21.549 poin. Akibatnya, Liga Kamboja masuk 10 besar East Region (peringkat 21 AFC), sedangkan Indonesia turun ke posisi 11 East Region (peringkat 22 AFC).
Jika tren ini berlanjut hingga akhir musim, Liga Super Indonesia kemungkinan hanya akan mendapatkan 1 slot ACL 2 dan 1 slot ACGL untuk musim 2027/28. Namun, jika pada akhir musim Liga Indonesia berhasil melewati Kamboja dan menembus 10 besar Asia Timur, mereka bisa mendapatkan 2 wakil ACL 2: satu langsung di babak grup dan satu melalui jalur playoff.
Baca Berita bukamata.id lainnya di Google News










