Close Menu
Bukamata.idBukamata.id
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Terbaru
Soto Mie Mang Ohim khas Bogor

Kuliner Malam Bogor Paling Populer 2025, Enak, Murah, dan Bikin Ketagihan!

Sabtu, 1 November 2025 11:30 WIB

Sedih tapi Tegas, Habib Jafar Tanggapi Penangkapan Onad: Tak Ada Toleransi untuk Narkoba

Sabtu, 1 November 2025 11:06 WIB
Uang Rupiah

Cair Bulan Ini! BLT Kesra Rp900 Ribu Mulai Disalurkan, Simak Cara Cek dan Ambilnya

Sabtu, 1 November 2025 10:37 WIB
Facebook Instagram YouTube TikTok
Terbaru
  • Kuliner Malam Bogor Paling Populer 2025, Enak, Murah, dan Bikin Ketagihan!
  • Sedih tapi Tegas, Habib Jafar Tanggapi Penangkapan Onad: Tak Ada Toleransi untuk Narkoba
  • Cair Bulan Ini! BLT Kesra Rp900 Ribu Mulai Disalurkan, Simak Cara Cek dan Ambilnya
  • Analisis Tajam Bojan Hodak, Persib Tak Gentar Tantang Bali United di Kandang Lawan
  • Tarif Listrik PLN Terbaru Mulai 1 November 2025, Ini Daftar Lengkapnya
  • FAM dan 7 Pemain Naturalisasi Masih Menunggu Keputusan FIFA, Skandal Malaysia Belum Reda
  • FAM Dilaporkan ke Beberapa Negara, Skandal Naturalisasi Pemain Malaysia Memanas
  • 4 Tempat Sarapan Enak di Bandung yang Lagi Hits! Nomor 3 Bikin Pagi Makin Adem
Facebook Instagram YouTube X (Twitter)
Bukamata.idBukamata.id
Sabtu, 1 November 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Bukamata.idBukamata.id
Home»Berita

Heboh soal Dana Deposito, Sindiran Menkeu Dibalas Dedi Mulyadi

By Muhammad Rafki Razif KiransyahJumat, 24 Oktober 2025 16:00 WIB3 Mins Read
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. Foto: Ist.
ADVERTISEMENT

bukamata.id – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menanggapi sindiran Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menyebut penyimpanan uang daerah dalam bentuk deposito tidak menguntungkan karena tidak menghasilkan bunga yang berarti.

Dedi menyebut pernyataan itu kontradiktif dengan pernyataan Purbaya sebelumnya yang justru menilai penyimpanan dana di deposito bertentangan dengan prinsip pengelolaan keuangan daerah.

Sebelumnya, Purbaya melalui data Bank Indonesia menyebut bahwa Jawa Barat termasuk salah satu provinsi yang mengendapkan dana APBD sebesar Rp4,1 triliun di bank dalam bentuk deposito.

Namun, kini Purbaya menyindir bahwa penyimpanan dana dalam bentuk giro juga dianggap merugikan karena bunga yang diperoleh kecil.

“Nah, kata beliau disimpan dalam deposito itu bertentangan dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan, karena daerah tidak boleh menyimpan uang hanya untuk mendapatkan bunga. Tapi hari ini, beliau bilang lagi, kalau disimpan di giro justru rugi karena bunganya kecil. Jadi pernyataannya berubah,” kata Dedi saat ditemui di Kantor BPK Perwakilan Jawa Barat, Jumat (24/10/2025).

Dedi pun membantah tudingan adanya dana mengendap. Ia menegaskan bahwa dana APBD Jawa Barat yang tersimpan di bank hanyalah sebesar Rp2,6 triliun, seluruhnya berbentuk giro, bukan deposito.

Menurutnya, dana tersebut merupakan kas aktif yang akan digunakan untuk pembiayaan belanja daerah hingga akhir tahun anggaran.

“Kas 2,6 triliun Pemprov Jabar itu bukan deposito, tapi giro. Dana itu akan terus bergerak untuk keperluan belanja modal dan pelayanan publik,” ujarnya.

Dedi menambahkan, penyimpanan dana dalam bentuk giro justru merupakan langkah transparan agar tidak ada pihak yang menikmati bunga tinggi dari uang publik.

Ia menegaskan bahwa menempatkan dana di deposito berisiko menimbulkan kecurigaan masyarakat.

“Kalau disebut deposito tidak boleh karena bunganya bisa dinikmati perorangan, maka giro adalah jalan terbaik. Kas daerah tidak mungkin disimpan di tempat lain seperti di kasur atau lemari besi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa dana dalam bentuk deposito hanya dimiliki oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), bukan bagian dari kas daerah. Dana BLUD bersifat on call, yang artinya bisa dicairkan kapan saja sesuai kebutuhan pembangunan daerah.

Saat ini, kata Dedi, nilai kas daerah Jawa Barat tercatat sebesar Rp2,5 triliun dan diperkirakan akan menurun drastis hingga di bawah Rp50 miliar menjelang akhir Desember 2025.

“Deposito on call bisa dicairkan kapan saja sesuai kepentingan pembangunan,” tegasnya.

Dedi menutup dengan menegaskan bahwa Jawa Barat selama ini menjadi salah satu provinsi dengan realisasi belanja daerah terbaik di Indonesia versi Kementerian Dalam Negeri.

Namun, ia memastikan penyerapan anggaran tetap dilakukan dengan sistem pengawasan ketat.

“Kalau dikasih langsung semua, nanti uangnya habis tapi pekerjaannya tidak ada. Jadi kita bagi bertahap agar terkontrol,” pungkasnya.

Baca Berita bukamata.id lainnya di Google News

Dana APBD Dedi Mulyadi Deposito Giro Gubernur Jawa Barat Kementerian Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa
Share. Facebook Twitter WhatsApp
ADVERTISEMENT

Jangan Lewatkan

Truk Bermuatan Galon Terguling di Jalan Raya Garut–Bandung, Sopir Diduga Mengantuk

KDM Tunjuk Jari di Tengah Penyelidikan Korupsi Pemkot Bandung: Sampah dan Drainase Selesaikan

Tiga Ribu Buruh di Ujung Tali Sepatu: Cerita di Balik PHK Massal Pabrik Nike di Tangerang

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi

Pemprov Jabar Puasa Internal Demi Pesta Layanan Publik di Tahun 2026

Miris! Ibu Menyusui di Karawang Dipenjara, Bayinya Sakit karena Tak Dapat ASI

Momentum Sumpah Pemuda: Korps Alumni KNPI Jabar Dorong 1.600 Ormas Jadi Motor Perubahan

Terpopuler
  • 20 Tempat Makan Enak di Bogor Terbaru 2025, Cocok untuk Wisata Kuliner Akhir Pekan
  • Wisata Kuliner Bandung, Ini 7 Spot Sarapan Pagi yang Wajib Dicoba
  • Kebun Raya Bogor.
    12 Tempat Wisata Terbaik di Bogor: Alam, Hiburan, dan Aktivitas Seru Keluarga
  • 20 Destinasi Wisata Instagramable di Indramayu, Cocok untuk Liburan Singkat
  • Wisata Kuliner Tasikmalaya 2025: 9 Tempat Makan Khas Sunda yang Wajib Dicoba
Facebook Instagram YouTube TikTok
Bukamata.id © 2025
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.